Jumat, 12 September 2014

Penerapan Hipnosis Dalam Mengajar (Hypnosis in Teaching)

Hypnosis in Teaching “menerapkan metode hipnosis dalam mengajar berada pada level pikiran Alpha. Dalam level ini kita mengondisikan seseorang agar masuk kedalam trance hipnosis. Dengan demikian, diharapkan setiap informasi bisa dengan mudah masuk kedalam memori jangka panjang murid tanpa adanya pikiran- pikiran lain yang membebaninya”.
Menurut Hakim (2010 : 51), ada beberapa tahapan yang dapat dilakukan guru untuk membimbing murid kearah trance hipnosis antara lain :
1)      Relaksasi
Setiap proses belajar mengajar dimulai dengan kesan pertama yang menyenangkan. Suasana santai dan menyegarkan membuat critcal area siswa yang berada dalam gelombang beta berubah ke arah alpha dalam bentuk pikiran siswa yang terfokus pada keegiatan belajar mengajar. Untuk menuju ke kondisi relaksasi murid menurut Hakim (2010 : 48), hal yang dapat dilakukan guru adalah :
a.       Suasana kelas, artinya sebelum proses belajar mengajar dimulai guru telah mengarahkan murid- murid untuk mengatur ruangan kelas sedemikian rupa untuk mendukung suasana belajar mengajar yang baik. Hal ini mencakup kebersihan kelas, susunan bangku, penerangan kelas dan faktor- faktor lain yang mendukung tercapainya suasana kelas yang kondusif.
b.      Penampilan guru, penampilan seorang guru mewakili sikap, kepercayaan diri, nilai, karakter dan kepribadiannya sebagai sosok yang paling berpengaruh didalam kelas. Penampilan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan seorang guru dalam mengubah persepsi siswa dalam menilai proses belajar mengajar. Penampilan guru meliputi cara berpakaian, warna pakaian, aroma tubuh, hingga kerapian rambut guru.
c.       Kalimat pembuka, seorang guru sebaiknya memilih dan menggunakan sebuah kalimat pembuka (termasuk soal cerita) yang dapat menenangkan murid, bukan memberikan sebuah ketegangan kepada murid.
2)      Mendapat Perhatian
Sebelum proses pembelajaran dilaksanakan, seorang guru sudah harus membekali diri dengan menyiapkan sesuatu yang dapat ditampilkan didepan siswa sehingga siswa menjadi tertarik dan terfokus terhadap pelajaran, sehingga murid sejenak dapat melupakan hal- hal lain yang ada dipikirannya yang tidak ada hubungannya dengan pelajaran yang akan dilaksanakan. Hali ini dapat berupa mengawali pelajaran dengan doa, menyamakan gerakan maupun tampilan media pembelajaran yang menarik perhatian siswa.
3)      Membangun Tema
Tentukan  sebuah tema yang menarik dalam setiap proses pembelajaran untuk menggugah semangat dan rasa ingin tahu siswa akan materi yang akan disampaikan. Tema ini dapat berupa fase maupun kalimat menarik yang merupakan pancingan kepada pikiran bawah sadar siswa untuk memasuki gelombang pikiran alpha.
4)      Menampilkan Struktur dan Peraturan
Saat akan memulai proses pembelajaran , guru memberikan peta pembelajaran secara general, kemudian secara detail. Tujuannya agar sebelum pelajaran dimulai, siswa sudah memiliki gambaran dipikirannya mengenai apa yang akan dipelajarainya. Peraturan serta sanksi terhadap pelanggarannya perlu diterapkan agar pikiran bawah sadar murid mampu melingkupi apa yang seharusnya menjadi fokus/ pusat perhatiannya selama prosese belajar mengajar.
5)      Membangun Hubungan (Building Rapport)

Seorang guru yang terlaku keras atau over discipline sering membuat kondisi murid tidak nyaman dalam proses belajar mengajar. Hal ini merupakan salah satu alasan mengapa gelombang pikiran murid sulit berpindah dari beta ke alpha. Membangun hubungan yang dimaksud disini dapat dilakukan debgab teknik- teknik breathing (menarik nafas bersama- sama), mirroring (menyamakan gerakan tubuh guru dan murid) maupun penggunaan bahasa- bahasa persuasif yang bersifat mengajak agar kata- kata yang disampaikan guru dapat langsung didengar oleh pikiran bawah sadar murid.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar