Hypnosis in Teaching
“menerapkan metode hipnosis dalam mengajar berada pada level pikiran Alpha.
Dalam level ini kita mengondisikan seseorang agar masuk kedalam trance hipnosis. Dengan demikian,
diharapkan setiap informasi bisa dengan mudah masuk kedalam memori jangka
panjang murid tanpa adanya pikiran- pikiran lain yang membebaninya”.
Menurut
Hakim (2010 : 51), ada beberapa tahapan yang dapat dilakukan guru untuk
membimbing murid kearah trance hipnosis antara lain :
1)
Relaksasi
Setiap
proses belajar mengajar dimulai dengan kesan pertama yang menyenangkan. Suasana
santai dan menyegarkan membuat critcal
area siswa yang berada dalam
gelombang beta berubah ke arah alpha dalam bentuk pikiran siswa yang terfokus
pada keegiatan belajar mengajar. Untuk menuju ke kondisi relaksasi murid
menurut Hakim (2010 : 48), hal yang dapat dilakukan guru adalah :
a.
Suasana kelas, artinya
sebelum proses belajar mengajar dimulai guru telah mengarahkan murid- murid
untuk mengatur ruangan kelas sedemikian rupa untuk mendukung suasana belajar
mengajar yang baik. Hal ini mencakup kebersihan kelas, susunan bangku,
penerangan kelas dan faktor- faktor lain yang mendukung tercapainya suasana
kelas yang kondusif.
b.
Penampilan guru,
penampilan seorang guru mewakili sikap, kepercayaan diri, nilai, karakter dan
kepribadiannya sebagai sosok yang paling berpengaruh didalam kelas. Penampilan
sangat berpengaruh terhadap keberhasilan seorang guru dalam mengubah persepsi
siswa dalam menilai proses belajar mengajar. Penampilan guru meliputi cara
berpakaian, warna pakaian, aroma tubuh, hingga kerapian rambut guru.
c.
Kalimat pembuka,
seorang guru sebaiknya memilih dan menggunakan sebuah kalimat pembuka (termasuk
soal cerita) yang dapat menenangkan murid, bukan memberikan sebuah ketegangan
kepada murid.
2)
Mendapat Perhatian
Sebelum
proses pembelajaran dilaksanakan, seorang guru sudah harus membekali diri
dengan menyiapkan sesuatu yang dapat ditampilkan didepan siswa sehingga siswa
menjadi tertarik dan terfokus terhadap pelajaran, sehingga murid sejenak dapat
melupakan hal- hal lain yang ada dipikirannya yang tidak ada hubungannya dengan
pelajaran yang akan dilaksanakan. Hali ini dapat berupa mengawali pelajaran
dengan doa, menyamakan gerakan maupun tampilan media pembelajaran yang menarik
perhatian siswa.
3)
Membangun Tema
Tentukan sebuah tema yang menarik dalam setiap proses
pembelajaran untuk menggugah semangat dan rasa ingin tahu siswa akan materi
yang akan disampaikan. Tema ini dapat berupa fase maupun kalimat menarik yang
merupakan pancingan kepada pikiran bawah sadar siswa untuk memasuki gelombang
pikiran alpha.
4)
Menampilkan Struktur
dan Peraturan
Saat
akan memulai proses pembelajaran , guru memberikan peta pembelajaran secara
general, kemudian secara detail. Tujuannya agar sebelum pelajaran dimulai,
siswa sudah memiliki gambaran dipikirannya mengenai apa yang akan
dipelajarainya. Peraturan serta sanksi terhadap pelanggarannya perlu diterapkan
agar pikiran bawah sadar murid mampu melingkupi apa yang seharusnya menjadi
fokus/ pusat perhatiannya selama prosese belajar mengajar.
5)
Membangun Hubungan
(Building Rapport)
Seorang
guru yang terlaku keras atau over
discipline sering membuat kondisi murid tidak nyaman dalam proses belajar
mengajar. Hal ini merupakan salah satu alasan mengapa gelombang pikiran murid
sulit berpindah dari beta ke alpha. Membangun hubungan yang dimaksud disini
dapat dilakukan debgab teknik- teknik breathing
(menarik nafas bersama- sama), mirroring
(menyamakan gerakan tubuh guru dan murid) maupun penggunaan bahasa- bahasa
persuasif yang bersifat mengajak agar kata- kata yang disampaikan guru dapat
langsung didengar oleh pikiran bawah sadar murid.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar