A.
Defenisi
Masalah biasa didefinisikan
sebagai kesenjangan antara harapan dengan kenyataan, atau kesenjangan antara
teori dengan praktik, kesenjangan antara cita dengan realita, atau sesuatu yang
memerlukan jawaban dan penjelasan. Tidak selamanya, masalah dapat menggambarkan
kesenjangan, tapi terkadang juga merupakan sesuatu yang tidak bisa dijelaskan.
Kesenjangan dapat berupa :
- informasi belum ada
- informasi belum
lengkap
- informasi bertentangan dgn teori
Definisi tentang penelitian menurut Webster’s New Collegiate Dictionary
yang mengatakan bahwa penelitian adalah “penyidikan atau pemeriksaan
bersungguh-sungguh, khususnya investigasi atau eksperimen yang bertujuan
menemukan dan menafsirkan fakta, revisi atas teori atau dalil yang telah
diterima”.
Masalah penelitian adalah
masalah yang akan menjadi obyek panelitian. Masalah penelitian akan dipelajari,
dikaji dipecahkan dan diselesaikan, lalu dibuat kesimpulannya sesuai sesuai
dengan konteks permasalahan oleh peneliti melalui penelitian.
B. Menentukan Topik
Darimanapun sumber topic diperoleh keputusan dan
penentuan terakhir terletak pada peneliti sendiri. Oleh karena itu, sebelum
topic ditentukan, dia harus terlebih dahulu menanyakan beberapa hal kepada
dirinya sendiri, sebagai berikut:
1.
Apakah topic tersebut dapat dijangkau, dikuasi (manageable
topic)?
2.
Apakah bahasa-bahasa/data-data tersedia secukupnya (obtainable
data)?
3.
Apakah topic tersebut penting untuk diteliti (significance
of topic)?
4.
Apakah topic tersebut cukup menarik minat untuk
diteliti dan dikajikan (interested topic)?
1. Managable topic (mempunyai kesanggupan, menguasai pokok masalah)
Salah satu saran yang sangat simpatik adalah
“jangan sekali-kali melakukan apapun yang ada di luar jangkauan kemampuan diri
sendiri”
Dengan demikian, hal-hal di bawah ini perlu
diperhatikan:
a. Apakah
latar belakang pengetahuan, kecakapan, dna kemampuan diri sendiri, sudah cukup
untuk memecahkan persoalan-persoalan yang berhubungan dengan topic yang akan
dikerjakan?
b. Apakah
waktu, dana telah dipikirkan dengan masak dan mencukupi?
c. Apakah
topic tersebut dapat memperoleh konsultan/pembimbing dengan mudah?
d. Apakah
tidak ada hambatan-hambatan dari pihak-pihak lain, berkenaan dengan topic
tersebut?
Suatu penelitian tidak akan berhasil dengan
memuaskan bilamana peneliti tidak mempunyai bekal pengetahuan juga kecakapan
tentang cara-cara mencari dan mengolah data yang telah terkumpul.
2. Obtanable Data (Mendapatkan
data,)
Suatu topic yang sangat baik belum menjadi
jaminan bahwa data-datanya yang tersedia telah mencukupi di dalam
penelitiannya, karena data sangat dibutuhkan, baik untuk mengembangkan dan
menguji hipotesis.
Selanjutnya untuk mengembangkan hipotesis juga
tidak hanya data semata=mata saja yang dibutuhkan, tetapi juga buku-buku,
bulletin, majalah, Koran, dan sebagainya sangat dibutuhkan sekali. Demikian
pula guna menguji kebenaran hipotesis, peneliti harus pergi ke lapangan.
Karena itu, buku-buku bacaan dan teknik
pengumpulan dta yagn valid (shohih) dan reliable (dapat dipercaya), gharuslah
dikuasai sebaik-baiknya, disamping juga factor lain, misalnya: factor pribadi
dan factor-faktor lain di luar haruslah mendapat perhatian sepenuhnya dari si
peneliti sendiri.
3. Significance of Topic (maksud,
berarti)
Dalam hal ini yang perlu mendapat perhatian
adalah:
a. Dapatkah
pembahasan topic tersebut memberikan sumbangan yang cukup beraerti bagi
perkembangan ilmu pengetahuan yang sudah ada?
b. Apakah
tidak mungkin bahwa penelitian tersebut hanya dipublikasi saja?
c. Mungkinkah
penelitian tersebut merupakan pengecekan kembali dari penelitian yagn pernah
diadakan atau penguji ulangan?
d. Apakah
topic tersebut betul-betul perlu diteliti karena mempunyai kegunaan yang
praktis bagi masyarakat?
4. Interested Topic (Menarik
minat)
Reseacher (peneliti) haruslah pandai-pandai
membangkitkan esmangat minatnya sendiri terhadap suatu topic yang akan diteliti
dan dibahasnya. Tanpa adanya minat yang besar, maka semua usahanya tak akan
berhasil, bahkan sia-sia saja.
Oleh sebab itu, yang perlu menjadi perhatian
adalah:
a. Dengan
topic yang telah dikemukakan maka minatnya haruslah dibangkitkan
sebaik-baiknya, agar penelitian dapat dixselesaikan dengan sukses
b. Tentu
saja kesuksesan tersebut tanpa diikuti suatu keinginan yang menyimpang.
Mendorong timbulnya minat yang kuat tersebutm, semata-mata untuk mencari scientidfic
truth, bukan untuk “membuktikan kebenaran” pendapat pribadi dimana
kemungkinan hal itu dilakukan tanpa kesenagajaan karena dinilai kurang
objektif.
c. Data
dikumpulkan sepanjang dapat memperkuat pendapat prhibadi, sehingga sekiranya
melemahkan atau bertentangan, data tersebut dilenyapkan/dihilangkan. Bila telah
memilih kerelaan untuk bekerja tanpa prasangka (merasa benar sendiri)
C. Sumber Topik
Adapun
untuk mendapatkan topik-topik tersebut dapat diperoleh melalui berbagai sumber,
diantaranya:
a) Dengan cara melanjutkan hasil-hasil penelitian
yagn sudah dilaksanakan, dimana kekurangan-kekurangannya ditampung, dan kemudian
dijadikan topik dan dilanjutkan dengan mengadakan penelitian
b) Pengamatan di lapangan
Luangkanlah
waktu untuk mengamat-amati peristiwa-peristiwa atau hal-hal yagn tejradi di
lapangan sambil mendengarkan keluhan-keluhan orang-orang yagn bekerja di
lapangan itu. Tegasnya adalah penjajagan (explorative) secara singkat
tentang sesuatu yagn ada ataupun yang terjadi disitu.
c) Melalui diskusi-diskusi, ceramah-ceramah,
kuliah-kuliah
Usahakanlah
selalu mengikuti diskusi-diskusi yagn diadakan, kemudian catatlah
masalah-masalah yagn timbul dalam diskusi, yagn sekiranya menarik dan perlu
mendapat penyelesaian. Demikian pula usahakan secara aktif mengikuti semua
ceramah-ceramah dan kuliah-kuliah, karena dari keduanya banyak terdapat
masalah-masalah yang perlu digarap, yang akhirnya merupakan topik yang perlu
diselesaikan lewat penelitian-penelitian, sehingga masalah-masalah tersebut
dapat terpecahkan/terselesaikan.
d) Dosen-dosen, para peneliti, dan para ahli.
Pada
umumnya mereka mempunyai kelebihan dan menguasai permasalhan yang telah menjadi
tanggung jawabnya, karena itu usahakan datang sekali atau dua kali kepada
mereka untuk berbincabang-bincang, mencari, dan mengumpulkan permasalahan dari
mereka
e) Bibliografi (daftar kepustakaan). Diperpustakaan hampir seluruh buku yang bersifat ilmiah selalu mencantumkan referensi (sumber-sumber bacaan), yang dipergunakan sebagai sumber pengambilan. Dengan demikian, seyogyanya emncari sumber-sumber yagn ada relevansinya (kaitan) dengan masalah-masalah yang dikaji, untuk kemduian membaca dan memperdalam sehingga menambah kelengkapan informasi yang dibutuhkan, yang berupa dalil-dalil, hasil-hasil penelitian, dan sebagainya. Dalam hal ini dapat dicari diperpustakaan.
D. Pertimbangan Memilih Masalah Penelitian
- Pertimbangan Objektif
Pertimbangan objektif adalah pertimbangan
berdasarkan kondisi masalah itu sendiri, layak atau tidak layak suatu masalah
diteliti didasarkan pada kualitas masalah dan dapatnya masalah
dikonseptualisasikan.
Suatu masalah dikatakan berkualitas apabila
masalah itu memiliki:
1)
Nilai penemuan yang tinggi.
2)
Masalah tersebut adalah masalah yang saat ini sedang
dirasakan oleh kebanyakan orang di suatu masyarakat, paling tidak beberapa
kelompok masyarakat tertentu merasakan adanya masalah tersebut.
3)
Bisa jadi penelitian terhadap suatu masalah bukan
merupakan pengulangan terhadap penelitian sebelumnya oleh orang lain.
4)
Masalah yang akan diteliti tersebut memiliki teoritis
yang jelas.
Masalah penelitian dapat dikonseptualisasikan
apabila masalah tersebut dapat menjawab pertanyaan dibawah ini:
1)
Apakah masalah itu memiliki batasan-batasan yang jelas?
2)
Bagaimana bobot dimensi operasional dari masalah itu?
3)
Apakah masalah penelitian itu dapat dihipotesiskan
seandainya diuji nanti?
4)
Apakah masalah penelitian memiliki sumber data yang
jelas seandainya diteliti?
5)
Apakah masalah itu dapat diukur sehingga dapat didesain
alat ukur yang jelas?
6)
Apakah masalah itu memberi peluang peneliti menggunakan
alat analisis statistik yang jelas apabila diuji nanti?
- Pertimbangan Subjektif
Pertimbangan subjektif adalah pertimbangan
berkisar tentang kredibilitas peneliti (calon peneliti) terhadap apa yang akan
ditelitinya. Karena itu suatu masalah dipertanyakan?
1)
Apakah masalah itu benar-benar sesuai dengan minat
peneliti atau tidak?
2)
Keahlian dan disiplin ilmu peneliti berkesesuaian
dengan masalah tersebut atau tidak?
3)
Peneliti memiliki kemampuan penguasaan teoritis yang
memadai atau tidak mengenai masalah tersebut?
4)
Cukup banyak atau tidak hasil-hasil penelitian
sebelumnya tentang masalah tersebut?
5)
Apakah cukup waktu apabila penelitian terhadap masalah
tersebut dilakukan?
6)
Apakah biaya pendukung untuk meneliti masalah tersebut
dapat disediakan oleh peneliti atau tidak?
7)
Apakah alasan-alasan politik dan situasional masyarakat
(pemerintah) menyambut baik masalah tersebut atau tidak, apabila penelitian
dilakukan?
Perumusan
masalah merupakan salah satu tahap di antara sejumlah tahap penelitian yang
memiliki kedudukan yang sangat penting dalam kegiatan penelitian. Tanpa
perumusan masalah, suatu kegiatan penelitian akan menjadi sia-sia dan bahkan
tidak akan membuahkan hasil apa-apa.
Perumusan
masalah atau research questions atau disebut juga sebagai research problem,
diartikan sebagai suatu rumusan yang mempertanyakan suatu fenomena, baik dalam
kedudukannya sebagai fenomena mandiri, maupun dalam kedudukannya sebagai
fenomena yang saling terkait di antara fenomena yang satu dengan yang lainnya,
baik sebagai penyebab maupun sebagai akibat.
Mengingat
demikian pentingnya kedudukan perumusan masalah di dalam kegiatan penelitian,
sampai-sampai memunculkan suatu anggapan yang menyatakan bahwa kegiatan
melakukan perumusan masalah, merupakan kegiatan separuh dari penelitian itu
sendiri.
Perumusan
masalah penelitian dapat dibedakan dalam dua sifat, meliputi perumusan masalah
deskriptif, apabila tidak menghubungkan antar fenomena, dan perumusan masalah
eksplanatoris, apabila rumusannya menunjukkan adanya hubungan atau pengaruh
antara dua atau lebih fenomena.
Perumusan
masalah memiliki fungsi sebagai berikut yaitu Fungsi pertama adalah sebagai
pendorong suatu kegiatan penelitian menjadi diadakan atau dengan kata lain
berfungsi sebagai penyebab kegiatan penelitian itu menjadi ada dan dapat
dilakukan. Fungsi kedua, adalah sebagai pedoman, penentu arah atau fokus dari
suatu penelitian. Perumusan masalah ini tidak berharga mati, akan tetapi dapat
berkembang dan berubah setelah peneliti sampai di lapangan. Fungsi ketiga dari
perumusan masalah, adalah sebagai penentu jenis data macam apa yang perlu dan
harus dikumpulkan oleh peneliti, serta jenis data apa yang tidak perlu dan
harus disisihkan oleh peneliti. Keputusan memilih data mana yang perlu dan data
mana yang tidak perlu dapat dilakukan peneliti, karena melalui perumusan
masalah peneliti menjadi tahu mengenai data yang bagaimana yang relevan dan
data yang bagaimana yang tidak relevan bagi kegiatan penelitiannya. Sedangkan
fungsi keempat dari suatu perumusan masalah adalah dengan adanya perumusan
masalah penelitian, maka para peneliti menjadi dapat dipermudah di dalam
menentukan siapa yang akan menjadi populasi dan sampel penelitian.
Kriteria-kriteria Perumusan Masalah
Ada
setidak-tidaknya tiga kriteria yang diharapkan dapat dipenuhi dalam perumusan
masalah penelitian yaitu :
Kriteria pertama, dari suatu perumusan masalah
adalah berwujud kalimat tanya atau yang bersifat kalimat interogatif, baik
pertanyaan yang memerlukan jawaban deskriptif, maupun pertanyaan yang
memerlukan jawaban eksplanatoris, yaitu yang menghubungkan dua atau lebih fenomena
atau gejala di dalam kehidupan manusaia.
Kriteria Kedua, dari suatu masalah penelitian
adalah bermanfaat atau berhubungan dengan upaya pembentukan dan perkembangan
teori, dalam arti pemecahannya secara jelas, diharapkan akan dapat memberikan
sumbangan teoritik yang berarti, baik sebagai pencipta teori-teori baru maupun
sebagai pengembangan teori-teori yang sudah ada.
Kriteria ketiga, adalah bahwa suatu perumusan
masalah yang baik, juga hendaknya dirumuskan di dalam konteks kebijakan
pragmatis yang sedang aktual, sehingga pemecahannya menawarkan implikasi
kebijakan yang relevan pula, dan dapat diterapkan secara nyata bagi proses
pemecahan masalah bagi kehidupan manusia. Berkenaan dengan penempatan rumusan masalah penelitian, didapati beberapa variasi, antara lain :
- Ada yang menempatkannya di bagian paling awal dari suatu sistematika peneliti,
- Ada yang menempatkan setelah latar belakang atau bersama-sama dengan latar belakang penelitian
- Ada pula yang menempatkannya setelah tujuan penelitian.
Di manapun rumusan masalah penelitian ditempatkan, sebenarnya tidak
terlalu penting dan tidak akan mengganggu kegiatan penelitian yang
bersangkutan, karena yang penting adalah bagaimana kegiatan penelitian itu
dilakukan dengan memperhatikan rumusan masalah sebagai pengarah dari kegiatan
penelitiannya. Artinya, kegiatan penelitian yang dilakukan oleh siapapun,
hendaknya memiliki sifat yang konsisten dengan judul dan perumusan masalah yang
ada. Kesimpulan yang didapat dari suatu kegiatan penelitian, hendaknya kembali
mengacu pada judul dan permasalahan penelitian yang telah dirumuskan.
Tips Melakukan Penelitian
Dalam setiap langkah penelitian, ajukan
pertanyaan baku :
6Ws and H
• What . . . ?
• Why . . . ?
• Who . . . ?
• When . . . ?
• Where . . . ?
• Which . . . ?
• How . . . ?
1) Masalah deskriptif biasanya digunakan untuk model-model
penelitian variabel tunggal, atau beberapa variabel tapi tidak mengukur
intercorelatioanalnya, dan peneliti bermaksud hanya mendeskripsikan
masing-masing variabel tersebut, seperti bagaimana sikap masyarakat terhadap
kehadiran hypermarket di kota
kabupaten? Apakah layanan staf front desk sudah memberikan kepuasan bagi
pelangan? dan yang sejenisnya.
2)
Model komparatif dikembangkan jika penelitian dilakukan
untuk membandingkan satu atau lebih variabel dalam dua kelompok sampel.
Seperti, Adakah perbedaan produktifitas pemasaran antara karyawan tetap dengan
karyawan kontrak? dan yang sejenisnya.
3)
Model asosiatif/ korelasi dikembangkan untuk penelitian
yang bertendensi untuk menjelaskan pengaruh atau hubungan antara dua variabel
atau lebih, seperti apakah motivasi berhubungan dengan prestasi kerja? apakah
sistem penggajian mempengaruhi prestasi kerja karyawan? dan yang sejenisnya.
4)
Masalah kausal adalah masalah tentang hubungan pengaruh
atau hubungan sebab akibat (cause-effect relationship, causal-effectual relationship)
antara satu atau lebih variable.
5)
Masalah Multivariat berarti variable independent atau
dependen atau keduanya lebih dari satu variable.
untuk versi power point silahkan klik disini...
untuk versi power point silahkan klik disini...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar