Kamis, 22 Maret 2012

Masalah Penelitian


A.          Defenisi

Masalah biasa didefinisikan sebagai kesenjangan antara harapan dengan kenyataan, atau kesenjangan antara teori dengan praktik, kesenjangan antara cita dengan realita, atau sesuatu yang memerlukan jawaban dan penjelasan. Tidak selamanya, masalah dapat menggambarkan kesenjangan, tapi terkadang juga merupakan sesuatu yang tidak bisa dijelaskan.

Kesenjangan dapat berupa :
  1.   informasi belum ada
  2.   informasi belum lengkap
  3.   informasi bertentangan dgn teori
Definisi tentang penelitian  menurut Webster’s New Collegiate Dictionary yang mengatakan bahwa penelitian adalah “penyidikan atau pemeriksaan bersungguh-sungguh, khususnya investigasi atau eksperimen yang bertujuan menemukan dan menafsirkan fakta, revisi atas teori atau dalil yang telah diterima”.

Masalah penelitian adalah masalah yang akan menjadi obyek panelitian. Masalah penelitian akan dipelajari, dikaji dipecahkan dan diselesaikan, lalu dibuat kesimpulannya sesuai sesuai dengan konteks permasalahan oleh peneliti melalui penelitian.

B. Menentukan Topik

Darimanapun sumber topic diperoleh keputusan dan penentuan terakhir terletak pada peneliti sendiri. Oleh karena itu, sebelum topic ditentukan, dia harus terlebih dahulu menanyakan beberapa hal kepada dirinya sendiri, sebagai berikut:
1.      Apakah topic tersebut dapat dijangkau, dikuasi (manageable topic)?
2.      Apakah bahasa-bahasa/data-data tersedia secukupnya (obtainable data)?
3.      Apakah topic tersebut penting untuk diteliti (significance of topic)?
4.      Apakah topic tersebut cukup menarik minat untuk diteliti dan dikajikan (interested topic)?

1. Managable topic (mempunyai kesanggupan, menguasai pokok masalah)
Salah satu saran yang sangat simpatik adalah “jangan sekali-kali melakukan apapun yang ada di luar jangkauan kemampuan diri sendiri”
Dengan demikian, hal-hal di bawah ini perlu diperhatikan:
a.  Apakah latar belakang pengetahuan, kecakapan, dna kemampuan diri sendiri, sudah cukup untuk memecahkan persoalan-persoalan yang berhubungan dengan topic yang akan dikerjakan?
b.  Apakah waktu, dana telah dipikirkan dengan masak dan mencukupi?
c.  Apakah topic tersebut dapat memperoleh konsultan/pembimbing dengan mudah?
d. Apakah tidak ada hambatan-hambatan dari pihak-pihak lain, berkenaan dengan topic tersebut?
Suatu penelitian tidak akan berhasil dengan memuaskan bilamana peneliti tidak mempunyai bekal pengetahuan juga kecakapan tentang cara-cara mencari dan mengolah data yang telah terkumpul.
2. Obtanable Data (Mendapatkan data,)
Suatu topic yang sangat baik belum menjadi jaminan bahwa data-datanya yang tersedia telah mencukupi di dalam penelitiannya, karena data sangat dibutuhkan, baik untuk mengembangkan dan menguji hipotesis.
Selanjutnya untuk mengembangkan hipotesis juga tidak hanya data semata=mata saja yang dibutuhkan, tetapi juga buku-buku, bulletin, majalah, Koran, dan sebagainya sangat dibutuhkan sekali. Demikian pula guna menguji kebenaran hipotesis, peneliti harus pergi ke lapangan.
Karena itu, buku-buku bacaan dan teknik pengumpulan dta yagn valid (shohih) dan reliable (dapat dipercaya), gharuslah dikuasai sebaik-baiknya, disamping juga factor lain, misalnya: factor pribadi dan factor-faktor lain di luar haruslah mendapat perhatian sepenuhnya dari si peneliti sendiri.
3. Significance of Topic (maksud, berarti)
Dalam hal ini yang perlu mendapat perhatian adalah:
a.  Dapatkah pembahasan topic tersebut memberikan sumbangan yang cukup beraerti bagi perkembangan ilmu pengetahuan yang sudah ada?
b.  Apakah tidak mungkin bahwa penelitian tersebut hanya dipublikasi saja?
c.  Mungkinkah penelitian tersebut merupakan pengecekan kembali dari penelitian yagn pernah diadakan atau penguji ulangan?
d. Apakah topic tersebut betul-betul perlu diteliti karena mempunyai kegunaan yang praktis bagi masyarakat?
4. Interested Topic (Menarik minat)
Reseacher (peneliti) haruslah pandai-pandai membangkitkan esmangat minatnya sendiri terhadap suatu topic yang akan diteliti dan dibahasnya. Tanpa adanya minat yang besar, maka semua usahanya tak akan berhasil, bahkan sia-sia saja.
Oleh sebab itu, yang perlu menjadi perhatian adalah:
a.  Dengan topic yang telah dikemukakan maka minatnya haruslah dibangkitkan sebaik-baiknya, agar penelitian dapat dixselesaikan dengan sukses
b.  Tentu saja kesuksesan tersebut tanpa diikuti suatu keinginan yang menyimpang. Mendorong timbulnya minat yang kuat tersebutm, semata-mata untuk mencari scientidfic truth, bukan untuk “membuktikan kebenaran” pendapat pribadi dimana kemungkinan hal itu dilakukan tanpa kesenagajaan karena dinilai kurang objektif.
c.  Data dikumpulkan sepanjang dapat memperkuat pendapat prhibadi, sehingga sekiranya melemahkan atau bertentangan, data tersebut dilenyapkan/dihilangkan. Bila telah memilih kerelaan untuk bekerja tanpa prasangka (merasa benar sendiri)

C. Sumber Topik

Adapun untuk mendapatkan topik-topik tersebut dapat diperoleh melalui berbagai sumber, diantaranya:
a) Dengan cara melanjutkan hasil-hasil penelitian yagn sudah dilaksanakan, dimana kekurangan-kekurangannya ditampung, dan kemudian dijadikan topik dan dilanjutkan dengan mengadakan penelitian

b) Pengamatan di lapangan
Luangkanlah waktu untuk mengamat-amati peristiwa-peristiwa atau hal-hal yagn tejradi di lapangan sambil mendengarkan keluhan-keluhan orang-orang yagn bekerja di lapangan itu. Tegasnya adalah penjajagan (explorative) secara singkat tentang sesuatu yagn ada ataupun yang terjadi disitu.

c) Melalui diskusi-diskusi, ceramah-ceramah, kuliah-kuliah
Usahakanlah selalu mengikuti diskusi-diskusi yagn diadakan, kemudian catatlah masalah-masalah yagn timbul dalam diskusi, yagn sekiranya menarik dan perlu mendapat penyelesaian. Demikian pula usahakan secara aktif mengikuti semua ceramah-ceramah dan kuliah-kuliah, karena dari keduanya banyak terdapat masalah-masalah yang perlu digarap, yang akhirnya merupakan topik yang perlu diselesaikan lewat penelitian-penelitian, sehingga masalah-masalah tersebut dapat terpecahkan/terselesaikan.


d) Dosen-dosen, para peneliti, dan para ahli.
Pada umumnya mereka mempunyai kelebihan dan menguasai permasalhan yang telah menjadi tanggung jawabnya, karena itu usahakan datang sekali atau dua kali kepada mereka untuk berbincabang-bincang, mencari, dan mengumpulkan permasalahan dari mereka


e) Bibliografi (daftar kepustakaan). Diperpustakaan hampir seluruh buku yang bersifat ilmiah selalu mencantumkan referensi (sumber-sumber bacaan), yang dipergunakan sebagai sumber pengambilan. Dengan demikian, seyogyanya emncari sumber-sumber yagn ada relevansinya (kaitan) dengan masalah-masalah yang dikaji, untuk kemduian membaca dan memperdalam sehingga menambah kelengkapan informasi yang dibutuhkan, yang berupa dalil-dalil, hasil-hasil penelitian, dan sebagainya. Dalam hal ini dapat dicari diperpustakaan.

D. Pertimbangan Memilih Masalah Penelitian


Ada beberapa pertimbangan bagi peneliti dalam menentukan apakah suatu masalah atau topik penelitian tertentu dapat diangkat sebagai masalah yang harus diteliti atau tidak. Keputusan ini diambil melalui dua pertimbangan, yaitu pertimbangan objektif dan pertimbangan subjektif. (Burhan : 2005)
  1. Pertimbangan Objektif
Pertimbangan objektif adalah pertimbangan berdasarkan kondisi masalah itu sendiri, layak atau tidak layak suatu masalah diteliti didasarkan pada kualitas masalah dan dapatnya masalah dikonseptualisasikan.
Suatu masalah dikatakan berkualitas apabila masalah itu memiliki:
1)            Nilai penemuan yang tinggi.
2)            Masalah tersebut adalah masalah yang saat ini sedang dirasakan oleh kebanyakan orang di suatu masyarakat, paling tidak beberapa kelompok masyarakat tertentu merasakan adanya masalah tersebut.
3)            Bisa jadi penelitian terhadap suatu masalah bukan merupakan pengulangan terhadap penelitian sebelumnya oleh orang lain.
4)            Masalah yang akan diteliti tersebut memiliki teoritis yang jelas.

Masalah penelitian dapat dikonseptualisasikan apabila masalah tersebut dapat menjawab pertanyaan dibawah ini:
1)            Apakah masalah itu memiliki batasan-batasan yang jelas?
2)            Bagaimana bobot dimensi operasional dari masalah itu?
3)            Apakah masalah penelitian itu dapat dihipotesiskan seandainya diuji nanti?
4)            Apakah masalah penelitian memiliki sumber data yang jelas seandainya diteliti?
5)            Apakah masalah itu dapat diukur sehingga dapat didesain alat ukur yang jelas?
6)            Apakah masalah itu memberi peluang peneliti menggunakan alat analisis statistik yang jelas apabila diuji nanti?

  1. Pertimbangan Subjektif
Pertimbangan subjektif adalah pertimbangan berkisar tentang kredibilitas peneliti (calon peneliti) terhadap apa yang akan ditelitinya. Karena itu suatu masalah dipertanyakan?
1)            Apakah masalah itu benar-benar sesuai dengan minat peneliti atau tidak?
2)            Keahlian dan disiplin ilmu peneliti berkesesuaian dengan masalah tersebut atau tidak?
3)            Peneliti memiliki kemampuan penguasaan teoritis yang memadai atau tidak mengenai masalah tersebut?
4)            Cukup banyak atau tidak hasil-hasil penelitian sebelumnya tentang masalah tersebut?
5)            Apakah cukup waktu apabila penelitian terhadap masalah tersebut dilakukan?
6)            Apakah biaya pendukung untuk meneliti masalah tersebut dapat disediakan oleh peneliti atau tidak?
7)            Apakah alasan-alasan politik dan situasional masyarakat (pemerintah) menyambut baik masalah tersebut atau tidak, apabila penelitian dilakukan?

E. Perumusan Masalah


Perumusan masalah merupakan salah satu tahap di antara sejumlah tahap penelitian yang memiliki kedudukan yang sangat penting dalam kegiatan penelitian. Tanpa perumusan masalah, suatu kegiatan penelitian akan menjadi sia-sia dan bahkan tidak akan membuahkan hasil apa-apa.
Perumusan masalah atau research questions atau disebut juga sebagai research problem, diartikan sebagai suatu rumusan yang mempertanyakan suatu fenomena, baik dalam kedudukannya sebagai fenomena mandiri, maupun dalam kedudukannya sebagai fenomena yang saling terkait di antara fenomena yang satu dengan yang lainnya, baik sebagai penyebab maupun sebagai akibat.
Mengingat demikian pentingnya kedudukan perumusan masalah di dalam kegiatan penelitian, sampai-sampai memunculkan suatu anggapan yang menyatakan bahwa kegiatan melakukan perumusan masalah, merupakan kegiatan separuh dari penelitian itu sendiri.
Perumusan masalah penelitian dapat dibedakan dalam dua sifat, meliputi perumusan masalah deskriptif, apabila tidak menghubungkan antar fenomena, dan perumusan masalah eksplanatoris, apabila rumusannya menunjukkan adanya hubungan atau pengaruh antara dua atau lebih fenomena.
Perumusan masalah memiliki fungsi sebagai berikut yaitu Fungsi pertama adalah sebagai pendorong suatu kegiatan penelitian menjadi diadakan atau dengan kata lain berfungsi sebagai penyebab kegiatan penelitian itu menjadi ada dan dapat dilakukan. Fungsi kedua, adalah sebagai pedoman, penentu arah atau fokus dari suatu penelitian. Perumusan masalah ini tidak berharga mati, akan tetapi dapat berkembang dan berubah setelah peneliti sampai di lapangan. Fungsi ketiga dari perumusan masalah, adalah sebagai penentu jenis data macam apa yang perlu dan harus dikumpulkan oleh peneliti, serta jenis data apa yang tidak perlu dan harus disisihkan oleh peneliti. Keputusan memilih data mana yang perlu dan data mana yang tidak perlu dapat dilakukan peneliti, karena melalui perumusan masalah peneliti menjadi tahu mengenai data yang bagaimana yang relevan dan data yang bagaimana yang tidak relevan bagi kegiatan penelitiannya. Sedangkan fungsi keempat dari suatu perumusan masalah adalah dengan adanya perumusan masalah penelitian, maka para peneliti menjadi dapat dipermudah di dalam menentukan siapa yang akan menjadi populasi dan sampel penelitian.

Kriteria-kriteria Perumusan Masalah
Ada setidak-tidaknya tiga kriteria yang diharapkan dapat dipenuhi dalam perumusan masalah penelitian yaitu :
Kriteria pertama, dari suatu perumusan masalah adalah berwujud kalimat tanya atau yang bersifat kalimat interogatif, baik pertanyaan yang memerlukan jawaban deskriptif, maupun pertanyaan yang memerlukan jawaban eksplanatoris, yaitu yang menghubungkan dua atau lebih fenomena atau gejala di dalam kehidupan manusaia.
Kriteria Kedua, dari suatu masalah penelitian adalah bermanfaat atau berhubungan dengan upaya pembentukan dan perkembangan teori, dalam arti pemecahannya secara jelas, diharapkan akan dapat memberikan sumbangan teoritik yang berarti, baik sebagai pencipta teori-teori baru maupun sebagai pengembangan teori-teori yang sudah ada.
Kriteria ketiga, adalah bahwa suatu perumusan masalah yang baik, juga hendaknya dirumuskan di dalam konteks kebijakan pragmatis yang sedang aktual, sehingga pemecahannya menawarkan implikasi kebijakan yang relevan pula, dan dapat diterapkan secara nyata bagi proses pemecahan masalah bagi kehidupan manusia.
Berkenaan dengan penempatan rumusan masalah penelitian, didapati beberapa variasi, antara lain :

  1. Ada yang menempatkannya di bagian paling awal dari suatu sistematika peneliti,
  2. Ada yang menempatkan setelah latar belakang atau bersama-sama dengan latar belakang penelitian
  3. Ada pula yang menempatkannya setelah tujuan penelitian.

Di manapun rumusan masalah penelitian ditempatkan, sebenarnya tidak terlalu penting dan tidak akan mengganggu kegiatan penelitian yang bersangkutan, karena yang penting adalah bagaimana kegiatan penelitian itu dilakukan dengan memperhatikan rumusan masalah sebagai pengarah dari kegiatan penelitiannya. Artinya, kegiatan penelitian yang dilakukan oleh siapapun, hendaknya memiliki sifat yang konsisten dengan judul dan perumusan masalah yang ada. Kesimpulan yang didapat dari suatu kegiatan penelitian, hendaknya kembali mengacu pada judul dan permasalahan penelitian yang telah dirumuskan.

Tips Melakukan Penelitian
Dalam setiap langkah penelitian, ajukan pertanyaan baku: 6Ws and H
• What . . . ?
• Why . . . ?
• Who . . . ?
• When . . . ?
• Where . . . ?
• Which . . . ?
• How . . . ?

F.  Macam-Macam Masalah


1)      Masalah deskriptif biasanya digunakan untuk model-model penelitian variabel tunggal, atau beberapa variabel tapi tidak mengukur intercorelatioanalnya, dan peneliti bermaksud hanya mendeskripsikan masing-masing variabel tersebut, seperti bagaimana sikap masyarakat terhadap kehadiran hypermarket di kota kabupaten? Apakah layanan staf front desk sudah memberikan kepuasan bagi pelangan? dan yang sejenisnya.
2)            Model komparatif dikembangkan jika penelitian dilakukan untuk membandingkan satu atau lebih variabel dalam dua kelompok sampel. Seperti, Adakah perbedaan produktifitas pemasaran antara karyawan tetap dengan karyawan kontrak? dan yang sejenisnya.
3)            Model asosiatif/ korelasi dikembangkan untuk penelitian yang bertendensi untuk menjelaskan pengaruh atau hubungan antara dua variabel atau lebih, seperti apakah motivasi berhubungan dengan prestasi kerja? apakah sistem penggajian mempengaruhi prestasi kerja karyawan? dan yang sejenisnya.
4)            Masalah kausal adalah masalah tentang hubungan pengaruh atau hubungan sebab akibat (cause-effect relationship, causal-effectual relationship) antara satu atau lebih variable.
5)            Masalah Multivariat berarti variable independent atau dependen atau keduanya lebih dari satu variable.

untuk versi power point silahkan klik disini...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar