Nilai adalah sesuatu
yang berharga, bermutu, menunjukkan kualitas, dan berguna bagi manusia. Sesuatu
itu bernilai berarti sesuatu itu berharga atau berguna bagi kehidupan manusia.
Beberapa pendapat ahli mengenai definisi nilai, yaitu:
·
Kluckhohn (dalam Zavalloni,
1975: 75) mendefinisikan nilai sebagai
“... a conception explicit or
implicit, distinctive of an individual or characteristic of a group, of the
desirable which influence the selection from available modes, means and ends of
action.”
·
Rokeach (1973: 5) menyatakan nilai adalah keyakinan yang
kekal, yaitu bentuk khusus dari tingkah laku atau tujuan akhir kehidupan yang
secara individu atau kelompok lebih disukai dibandingkan dengan kebalikannya.
·
Feather
(1994: 184) mendefinisikan nilai sebagai keyakinan umum tentang cara bertingkah
laku yang diinginkan atau tidak diinginkan dan mengenai tujuan dan titik akhir
yang ingin dicapai.
·
Schwartz
(1994: 21) menyatakan nilai adalah perubahan keadaan yang diharapkan,
kepentingan yang bervariasi, yang disajikan sebagai pedoman hidup bagi seseorang
atau orang lain.
Lebih lanjut Schwartz juga menjelaskan bahwa nilai adalah
(1) suatu keyakinan, (2) berkaitan dengan cara bertingkah laku atau tujuan
akhir tertentu, (3) melampaui situasi spesifik, (4) mengarahkan seleksi atau
evaluasi terhadap tingkah laku, individu, dan kejadian-kejadian, serta (5)
tersusun berdasarkan derajat kepentingannya.
Berdasarkan
beberapa pendapat tersebut, terlihat kesamaan pemahaman tentang nilai, yaitu
(1) suatu keyakinan, (2) berhubungan dengan cara bertingkah laku dan tujuan
akhir tertentu. Jadi dapat disimpulkan bahwa nilai adalah suatu keyakinan
mengenai cara bertingkah laku dan tujuan akhir yang diinginkan individu, dan
digunakan sebagai prinsip atau standar dalam hidupnya.
Pemahaman
tentang nilai tidak terlepas dari pemahaman tentang bagaimana nilai itu
terbentuk. Schwartz berpandangan bahwa nilai merupakan representasi kognitif
dari tiga tipe persyaratan hidup manusia yang universal, yaitu:
a.
kebutuhan individu sebagai organisme biologis
b.
persyaratan interaksi sosial yang membutuhkan
koordinasi interpersonal
c.
tuntutan institusi sosial untuk mencapai kesejahteraan
kelompok dan kelangsungan hidup kelompok.
Sifat-sifat
nilai menurut Bambang Daroeso (1986) adalah sebagai berikut.
- Nilai itu suatu realitas abstrak dan ada dalam kehidupan manusia. Nilai yang bersifat abstrak tidak dapat diindra. Hal yang dapat diamati hanyalah objek yang bernilai itu. Misalnya, orang yang memiliki kejujuran. Kejujuran adalah nilai, tetapi kita tidak bisa mengindra kejujuran itu. Yang dapat kita indra adalah kejujuran itu.
- Nilai memiliki sifat normatif, artinya nilai mengandung harapan, cita-cita, dan suatu keharusan sehingga nilai nemiliki sifat ideal (das sollen). Nilai diwujudkan dalam bentuk norma sebagai landasan manusia dalam bertindak. Misalnya, nilai keadilan. Semua orang berharap dan mendapatkan dan berperilaku yang mencerminkan nilai keadilan.
- Nilai berfungsi sebagai daya dorong/motivator dan manusia adalah pendukung nilai. Manusia bertindak berdasar dan didorong oleh nilai yang diyakininya.Misalnya, nilai ketakwaan. Adanya nilai ini menjadikan semua orang terdorong untuk bisa mencapai derajat ketakwaan.
Hirarki
nilai sangat tergantung pada titik tolak dan sudut pandang individu –masyarakat
terhadap sesuatu obyek. Max Scheler menyatakan bahwa nilai-nilai yang ada tidak
sama tinggi dan luhurnya. Menurutnya nilai-nilai dapat dikelompokan dalam empat
tingkatan, yaitu:
- Nilai kenikmatan adalah nilai-nilai yang berkaitan dengan indra yang memunculkan rasa senang, menderita, atau tidak enak.
- Nilai kehidupan, yaitu nilai-nilai penting bagi kehidupan (jasmani, kesehatan, dan kesejahteraan umum).
- Nilai kejiwaan adalah nilai-nilai yang berkaitan dengan kebenaran, keindahan, dan pengetahuan murni.
- Nilai kerohanian, dalam tingkatan ini terdapat moralitas nilai yang suci.
Sementara
itu, Notonagoro membedakan menjadi tiga, yaitu:
- Nilai material, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi jasmani manusia.
- Nilai vital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk mengadakan suatu aktivitas atau kegiatan.
- Nilai kerohanian, yaitu segala sesuatu yang bersifat rohani manusia. Ada 4 tingkatan nilai kerohanian, yaitu: (a). nilai kebenaran, yaitu nilai yang bersumber pada rasio, budi, akal, atau cipta manusia; (b). nilai keindahan/estetis, yaitu nilai yang bersumber pada perasaan manusia; (c). nilai kebaikan atau nilai moral, yaitu nilai yang bersumber pada unsur kehendak manusia; (d). nilai religius, yaitu nilai kerohanian tertinggi dan bersifat mutlak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar