Sabtu, 06 Juli 2013

ARTI PUASA ( Apa Benar Puasa ) ???? [2]

Sebenarnya pemuda itu masih akan mengeluarkan berbagai macam pertanyaan dan uneg-unegnya. Tapi, mendadak bocah itu berdiri. Ia menatap pemuda itu lebih tajam lagi. “Itukan yg kalian lakukan juga kepada kami semua!!! Bukankah kalian yang lebih sering melakukan hal ini ketimbang saya? Kalian selalu mempertontonkan kemewahan ketika kami hidup di bawah garis kemiskinan pada sebelas bulan di luar bulan puasa !!!!!!”

“Bukankah kalian yang lebih sering melupakan kami yang kelaparan, dengan menimbun harta sebanyak-banyaknya dan melupakan kami,,??? Bukankah kalian yang selalu tertawa dan melupakan kami yang sedang menangis ??? Bukankah kalian yang selalu berobat mahal bila sedikit saja sakit menyerang, sementara kalian mendiamkan kami yang mengeluh kesakitan hingga kematian menjemput kami !!!” lanjutnya.

Bukankah juga di bulan puasa ini hanya pergeseran waktu saja bagi kalian untuk menahan lapar dan haus ???? Ketika bedug maghrib berlalu, ketika azan terdengar, kalian kembali pada kerakusan kalian ???” 

Bocah itu trus berbicara tanpa memberi kesempatan si pemuda untuk menyela. Tiba-tiba suara bocah itu berubah. Kalau tadinya ia berkata begitu tegas dan terdengar “sangat” menusuk, kini ia bersuara lirih mengiba.

“ ketahuilah, kami berpuasa tanpa ujung, kami senantiasa berpuasa meski bukan waktunya bulan puasa, lantaran memang tidak ada makanan yang bisa kami makan. Sementara anda hanya berpuasa sepanjang siang saja. Dan, ketahuilah juga, justru Anda dan orang-orang di sekeliling andalah yang menyakiti perasaan kami dengan berpakaian yang luar biasa mewahnya, lalu kalian sebut itu menyambut Ramadhan dan Idul Fitri. Bukankah kalian jg yg berlebihan dlm mempersiapkan makanan yang luar biasa bervariasi banyaknya segala rupa ada, lantas kalian menyebutnya dengan istilah Kue Lebaran ??? Sebelas bulan kalian semua tertawa di saat kami menangis, bahkan pada bulan ramadhan pun hanya ada kepedulian yang seadanya pula.”

“Tuan kalianlah yang melupakan kami, kalianlah yang menggoda kami, dua belas bulan tanpa terkecuali termasuk bulan Ramadan ini. Apa yg telah saya lakukan adalah yang kalian lakukan juga terhadap orang-orang kecil seperti kami ?? Tuan, sadarkah anda akan ketidakabadian harta ?? Lalu kenapa kalian masih saja mendekap harta berlebih ??”

“Tuan, sadarkah apa yang terjadi bila anda dan orang-orang di sekeliling anda tertawa sepanjang masa dan melupakan kami. Tahukah anda akan adanya azab Allah yang akan menimpa. .??”

“Anda jangan merasa aman lantaran kaki masih menginjak bumi,,perut masih akan tetap kenyang,,,,jangan pernah merasa matahari tidak akan menyatu dengan bumi kelak.”

Entahlah, apa yang ada di kepala dan hati pemuda itu. Kalimat demi kalimat meluncur deras dari mulut bocah itu tanpa bisa dihentikan. Dan hebatnya, semua yang dikatakan bocah itu benar apa adanya !! Setelah berkata pedas dan tajam seperti itu, bocah itu pergi begitu saja meninggalkan pemuda tadi yang dibuatnya terbengong-bengong.

Begitu sadar, pemuda itu berlari mengejar ke luar rumah hingga ke tepian jalan. Namun, ia tidak bisa menemukan bocah itu,bahkan semua warga yang menunggu penasaran di luar rumah juga tidak melihat bocah itu keluar.

Bocah itu benar-benar misterius. Dan sekarang ia malah menghilang bagaikan ditelan bumi. Meski peristiwa tadi tidak masuk akal, tapi ia mau menyakini bahwa memang betul apa yang dikatakan bocah misterius itu. Bocah itu memberikan pelajaran yang berharga, betapa kita sering melupakan orang yang seharusnya kita ingat, yaitu mereka yang tidak berpakaian selayaknya, mereka yang kelaparan, dan kehidupan yang tidak layak. Seharusnya mereka yang mendapatkan karunia Allah, jangan sekali-kali menggoda orang kecil, dengan berjalan membusungkan dada dan menyombongkan harta yang dimiliki.

Marilah berpikir tentang dampak sosial yang akan terjadi bila kita terus menjejali tontonan kemewahan, sementara yang melihatnya sedang membungkuk menahan lapar. Pemuda itu pun bersyukur kepada Allah karena telah mempertemukannya dengan bocah itu yang memberikannya hikmah yang luar biasa,ia tidak mau menjadi bagian yang Allah sebut Mati Mata Hatinya.

Sekarang, yang ada dipikirannya, entah mau dipercaya orang atau tidak, ia akan mengabarkan kejadian yang dialaminya bersama bocah itu kepada semua orang yang dikenalnya, kepada sebanyak-banyaknya orang.
Kejadian bersama bocah tadi begitu berharga bagi siapa saja yang menghendaki Hati yang bercahaya. Pertemuan itu menjadi yang terakhir bagi pemuda itu dan semua warga kampung itu. Mereka tidak pernah lagi melihatnya untuk selama-lamanya.


Source : “Monyet dan Kacang kegemarannya”


Tidak ada komentar:

Posting Komentar